Renungan Diri

Sumber gambar: www.quotesideas.com

HARI itu aku melakukan berbagai macam aktivitasku sebagaimana biasanya. Namun, entah mengapa malam itu aku merasakan lelah yang sangat, jauh dari hari-hari biasanya. Aku memandangi sekitar, melihat kawan-kawanku sedang bercengkrama dengan riang gembira di ruangan tengah dan ruangan barat. Sementara itu aku melihat suasana riuh ramai, penuh kaum hedonis di ruangan sebelah timur.

Entah mengapa tiba-tiba hatiku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan keadaan ini. Aku melihat keadaanku selama ini, apa yang aku lakukan selama ini, berada pada titik gelap, aku menyadari itu dan berusaha untuk perlahan berbenah. Ketika aku melihat diriku kini dan lingkunganku yang sekarang, seolah tak jauh berbeda. Lalu apa yang salah, dimana yang salah, apa yang harus kuperbuat ?? Aku telah berusaha perlahan berbaur dan berdiskusi membawa "kabar baik" kebajikan pada lingkunganku, namun seolah itu hanya sebagai angin lalu. Apakah perubahan memang sesulit ini ?? Apakah jalan dakwah memang sebegitu berlikunya seperti ini ?? Ataukah memang diriku yang terlalu mudah berkeluh kesah, padahal nan jauh disana, bahkan sejak dulu kala banyak orang yang memiliki liku-liku dakwah lebih berat. Bahkan, Rasulullah Muhammad SAW pun begitu dimusuhi dan diperlakukan secara tidak manusiawi diawal masa dakwahnya.

Aku kembali membuka lembaran-lembaran buku bacaanku yang telah kubaca, aku kembali mengingat-ingat berbagai pelajaran dan pengalaman yang pernah kubaca, pernah kulalui, aku memikirkan kembali tanggungjawabku sebagai seorang putra dari orang tuaku, tanggungjawab sosialku dan akademikku sebagai seorang mahasiswa, dan yang paling mendasar adalah menerka posisiku, dimana aku berada, dan tugas serta tanggungjawab yang diamantkan sang pencipta kepadaku, menjadi khalifatullah.

Pikiranku pun melayang semakin tak karuan, aku tak tau apa yang harus kulakukan, apakah ini yang berarti "putus asa" ??

Tidak, kondisi putus asa adalah kondisi dimana kita telah berhenti (entah terhenti atau menghentikan diri) dari perjuangan. Setidaknya itulah yang kupahami tentang arti putus asa.

Adzan Subuh sontak mengagetkanku, betapa lama aku duduk diam termangu dan merasa penat tak menentu. Satu hal yang kemudian harus aku tarik dan aku pahami bahwa prinsip untuk pantang menyerah adalah prinsip yang aku pegang selama ini. Betapapun buruknya kondisi yang aku alami. Bukankah selama ini aku sudah terbiasa dengan itu ?? Bukankah selama ini aku telah sanggup menjalani dan melaluinya ??

Maka satu hal, air mata yang menetes janganlah sampai tersia-siakan, rasa penyesalan dan introspeksi diri yang penting, dan bukan hanya berhenti disitu, langkah praksis untuk melakukan transformasi adalah yang terpenting, dan itulah misi yang harus dilakukan. Bismillahi Ar-rahman Ar-rahim...

Comments